Denyut Kehidupan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Hai blog ku tercinta, tempatku mencurahkan isi hatiku setelah sang Maha Mengetahui.
Hari ini adalah 2 bulan setelah aku menikah dengan laki-laki yang ku sayang, yang mengajariku apa itu ketulusan dan pengorbanan, buatku dia Pria. Pria yang kalau tersenyum manis niaaan seperti gula palem. Yang selalu ku rindukan hingga saat ini, kadang ada kalanya kita merasa "iri" atau "seandainya aku seperti itu." dengan pasangan lainnya. LDR membuatku merasakan perasaan seperti itu, ditambah lagi sampai saat ini aku belum juga berbadan dua.
Aku kira semua ini akan mudah, tapi percaya hari-hari yang ku lalui terasa seperti donat. Tidak penuh, ada kekosongan ditengahnya. Ada yang hilang dari denyut nadi kehidupanku yang sebelumnya kulalui dengan penuh melodi di dalamnya. Sekarang perlahan mulai pudar.
Pria yang selalu mendengarkan keluh kesah ku, curcolan ku disetiap saat terlintas sesuatu kenangan di otakku. Dan hingga aku tidak bisa menempatkan, dimana aku harus menumpahkan isi hatiku. Tapi, saat-saat dinas ini aku merindukan sahabat-sahabat ku, tempatku mencurahkan isi hatiku, disamping merindukan suami ku tercinta. Ketika aku tak bersama suamiku, sedikit banyak mereka menjadi tempat persinggahan rasa-rasa sedih yang ku rasakan.
Sedih... ya memang sedih. Istri mana yang tidak sedih saat ditinggal jauh oleh suaminya, belum lagi kita harus berhadapan dengan berbagai fakta bahwa sedikit banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Tapi, semua yang kulalui ini sudah sepenuhnya aku serahkan kepada Yang Maha Mengetahui, suratan takdir harus dilalui. Rindu yang bertalu-talu dan sudah tidak terbendung ini hanya bisa diredakan dengan tangisan dan juga do'a.
Ku selalu berharap kau baik-baik disana, kita berjuang lagi sampai akhirat nanti suamiku.
Kita pasti kuat, kita pasti bisa.
Hai blog ku tercinta, tempatku mencurahkan isi hatiku setelah sang Maha Mengetahui.
Hari ini adalah 2 bulan setelah aku menikah dengan laki-laki yang ku sayang, yang mengajariku apa itu ketulusan dan pengorbanan, buatku dia Pria. Pria yang kalau tersenyum manis niaaan seperti gula palem. Yang selalu ku rindukan hingga saat ini, kadang ada kalanya kita merasa "iri" atau "seandainya aku seperti itu." dengan pasangan lainnya. LDR membuatku merasakan perasaan seperti itu, ditambah lagi sampai saat ini aku belum juga berbadan dua.
Aku kira semua ini akan mudah, tapi percaya hari-hari yang ku lalui terasa seperti donat. Tidak penuh, ada kekosongan ditengahnya. Ada yang hilang dari denyut nadi kehidupanku yang sebelumnya kulalui dengan penuh melodi di dalamnya. Sekarang perlahan mulai pudar.
Pria yang selalu mendengarkan keluh kesah ku, curcolan ku disetiap saat terlintas sesuatu kenangan di otakku. Dan hingga aku tidak bisa menempatkan, dimana aku harus menumpahkan isi hatiku. Tapi, saat-saat dinas ini aku merindukan sahabat-sahabat ku, tempatku mencurahkan isi hatiku, disamping merindukan suami ku tercinta. Ketika aku tak bersama suamiku, sedikit banyak mereka menjadi tempat persinggahan rasa-rasa sedih yang ku rasakan.
Sedih... ya memang sedih. Istri mana yang tidak sedih saat ditinggal jauh oleh suaminya, belum lagi kita harus berhadapan dengan berbagai fakta bahwa sedikit banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Tapi, semua yang kulalui ini sudah sepenuhnya aku serahkan kepada Yang Maha Mengetahui, suratan takdir harus dilalui. Rindu yang bertalu-talu dan sudah tidak terbendung ini hanya bisa diredakan dengan tangisan dan juga do'a.
Ku selalu berharap kau baik-baik disana, kita berjuang lagi sampai akhirat nanti suamiku.
Kita pasti kuat, kita pasti bisa.