Wednesday, August 15, 2018

Wait, Hide, and Love

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh :D

Sudah lama rasanya tidak berceritra di blog kesayangan ku ini... Hari ini temanya "Wait, Hide, and Love." sok banget yah judulnya English english gitu, eh isinya pakai Bahasa Indonesia... Kadang kalau pakai Bahasa Asing keliatannya lebih keren gitu semacam judul film "Die Hard" tapi kalau di translate ke Indonesia jadi "Susah Mati" apa lagi di translate ke Bahasa Jawa, muantap, "Uangel Matine". (wokwowkwokwowkwo)

Hari ini pengen cerita yang melo-melo sebentar..
Lebih pada pengalaman cerita hidup, bitter sweet gitu. Biar hidup ini lebih tenang, mengerjakan tugas kantor yang menumpuk dengan khusyu...

Ada kalanya kita mencintai seseorang dan ingin memiliki seutuhnya, tapi buatku itu hal yang sedikit susah  dilakukan untuk seorang wanita. Terhalang oleh harga diri  yang menetapkan prinsip hidup, "kamu cuma bisa menerima atau menolak." dan entah mungkin ini yang ke 2x nya aku terjebak dengan prinsip hidup itu. Jika hati ini bisa berbicara, mungkin sudah sejak dulu dia berteriak tentang semua keluh kesahnya.

Dan sebagai wanita aku lebih memilih untuk dicintai, bukan mencintai terlebih dahulu. Dari semua pengalaman hidup yang pernah kulalui. Mencintai itu menakutkan dan akan lebih baik jika apa yang ku rasakan untuk dipendam, hanya bisa menengadahkan doa. Mungkin jika itu adalah yang terbaik Allah pasti akan mengijabahkannya. Kalau tidak biarlah seperti apa adanya.

Aku pernah menunggu... dulu. Menunggu entah mungkin sudah 2 tahun lamanya, dan aku tau aku akan salah jika selalu membalas semua tanda-tanda itu karena aku tidak pernah ingin melukai hati wanita lainnya meskipun saat itu mereka dalam ikatan yang belum sah. Barulah ku sadari betapa sakitnya, tapi aku juga bahagia disatu sisi. Saat ini sekarang mereka sudah memiliki anak yang lucu dan cantik.

Aku selalu berdoa, semoga hal ini tidak terulang lagi. Tetapi Allah justru melakukan hal sebaliknya. Aku nggak pernah sadar itu adalah sebuah rasa yang spesial, rasa yang indah, ku pikir tak lebih dari sebuah persahabatan belaka. Di saat aku melalui masa-masa kelam ku, cinta yang tidak di ridhoi oleh Orang Tua. Ya aku sebut seperti itu, dia adalah teman ku yang ceria dan slengekan dan genit, seperti Don Juan. Tapi terlalu berlebihan dan terlalu keren dia di sebut Don Juan. Aku kadang males banget sama tingkah anak itu, tapi dia teman baik yang bisa buat ku tertawa. Seperti luka itu tidak pernah ada. Sekilas, ya dia ganteng, tapi aku tidak pernah berfikir untuk jatuh cinta dengan laki-laki tipe "Don Juan". Tapi disatu sisi, aku hanya akan bisa jatuh cinta dengan orang yang bisa membuatku tertawa dan lupa dengan pilunya masa lalu. Bagaikan 2 sisi mata uang, satu ingin kumiliki dan yang lainnya tidak. Tapi bukankah itu egois jika kau ingin memiliki seseorang dan tidak bisa menerima sama sekali kekurangannya atau "kelebihan" itu.

Sayangnya aku egois, aku juga tidak pernah menyangka... Aku sudah menjalani hidup yang entah seperti apa itu bahagia. Saat penempatan kerja ku di Jakarta, yang notabene kota yang sangat aku hindari. Kota dengan kehidupan yang keras. Aku berpisah dengan teman ku. Lantas aku bisa apa, teman baik yang menurutku sahabaat itu adalah tempat ternyaman untuk menjadi wanita yang sesungguhnya, alias wanita dengan versi urat malu putus. Tidak perlu menjadi orang lain, dia sudah tau kamu seperti apa, begitu pula sebaliknya.

Aku sendiri, aku rapuh, aku pilu. 

Hidup di tempat yang tidak diinginkan ini. Pasang surut komunikasi pun dengan sahabat ku itu sudah sering terjadi. Kita sibuk dengan kehidupan kita masing-masing. Aku tidak tahu dengan siapa aku harus bergantung, saat itu. Ya iman ku terlalu rapuh, hidup terasa pilu, jauh dari orang tua dan sahabat. Saat itu pun aku hanya bisa pasrah... Jalani dan jalani...

Laki-laki yang selalu ada disisi mu dan selalu ada saat kau susah di saat hidupmu pilu, dia yang menemaniku yang berusaha memahamiku. Aku yang sialan, aku yang brengsek... entah sudah berapa kali aku menyakiti hatinya dengan goresan luka yang dalam dan dengan mudahnya aku bilang, "putus."

Tapi ketika sahabatku mengalami cerita yang berwarna-warni di bagian pulau lainnya, begitu pula dengan hidupku. Laki-laki ini perlahan membuka mata ku, bahwa dia tidak akan menyerah, dia akan melakukan yang terbaik untuk ku. Itu salah satu hal yang ku lihat dalam dirinya. Akhirnya lambat laun, aku mulai mengikhlaskan semua pilu, berusaha untuk menjalani hidup yang sesungguhnya. Realita hidup. Dan sebagai Sarah, aku selalu mengikhlaskan kemungkinan terburuk dalam kehidupan percintaan, ya putus, ya diselingkuhi atau bagaimana lah yang buruk-buruk. Dan laki-laki yang aku sebut kekasih ini, perlahan menaruh cemburu pada sahabtku...

Dengan berat hati aku menjelaskan kepada sahabat ku... akhirnya dia memahami semuanya. Dia tidak keberatan kita benar-benar hampir jarang berkomunikasi. 

Seiring berjalannya waktu, dengan semua cerita hidup dan berbagai dramanya. Aku berusaha memantapkan hati ini dengan satu pilihan... dan akhirnya kekasihku mengerti bahwa kita tidak boleh membatasi kehidupan persahabatan pasangan kita. Begitu pula dengan diriku, yang sudah jauh-jauh hari semasa kuliah mempelajari hal ini. Bedakan antara kehidupan cinta dan persahabatan.

Entah kenapa di suatu hari yang indah aku bermimpi don juan menangis, dia pilu. Setelah hampir lama komunikasi ini terputus. Akhirnya aku menanyakan kabarnya, dan benar dia sedang galau habis-habisan. Disatu sisi sedih melihat teman ku yang don juan ini kehilangan kekuatannya yang selalu menebar jaring kemana-mana. Tapi ternyata don juan takluk juga. Tapi dengan seseorang yang tidak pernah bisa dia miliki.

Aku cuma bisa mendengarkan ceritanya dan memberikan nasihat terpantas untuk dirinya. Ya sedikit becanda, tp dia terlalu rapuh. sampai akhirnya dia bisa melupakan meskipun aku ragu sudah bisa melupakan wanita idamannya sepenuhnya. Tapi dia sudah bisa bercandan dan bahagia, aku juga tau dia pasti dengan mudahnya akan bisa menggantikan posisi wanita idamannya tersebut. Aku yakin dan aku percaya.

Di satu sisi saat semua kehidupanku akan berakhir dalam satu pilihan. Aku mulai menyadari, inikah rasa sayang yang sesungguhnya... dan sadar bahwa kau tidak akan bisa lagi bercanda dan tertawa seperti hari-hari sebelumnya. 

Tapi betapa indahnya rasa itu saat kau tidak peduli dengan siapa dia jatuh cinta, dengan siapa dia saat itu, tapi kau hanya ingin dia bahagia, dan betapa takutnya kau kehilangan sebuah persahabatan hanya karna satu perasaan yang belum kau tau kebenarannya itu.

Semoga akhirnya kau menemukan apa yang kau cari dalam hidup mu don juan. Bahagialah selalu, Allah sayang kamu. Dia cuma ingin melihat betapa ikhlasnya kamu dalam melalui kehidupan yang sementara ini.





0 comments:

Post a Comment